Ngopi Bareng Eighters #10 Rakor PTPN Group @Labuan Bajo.. Meeting sekaligus Healing…
Assalamualaikum Wr Wb
Salam Eighters…… Apa Kabar para Planters Tangguh N8?
Kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai pelaksanaan Rakor (Rapat Koordinasi) PTPN Group yang diselenggarakan di Labuan Bajo NTT. Salah satu destinasi wisata prioritas nasional yang sudah sangat terkenal sejak spesies komodo dijadikan sebagai salah satu The New 7th Wonders in the World.
Rakor PTPN Group ini dilaksanakan mulai dari tanggal 12 Mei hingga 15 Mei 2022. Kami bersama-sama BoM PTPN VIII dan seluruh BOD & BOC Holding PTPN III serta seluruh BoM Anak Perusahaan PTPN dan non PTPN, memulai acara Rakor PTPN Group di Hotel Meruorah Labuan Bajo.
Seingat saya sebelum Meruorah hotel tersebut bernama Inaya Bay hasil sinergi antara PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT ASDP dan PT Hotel Indonesia Natour. Telah beberapa kali saya menginap di hotel ini dan cukup takjub melihat perubahan yang terjadi, hotel ini menjadi hotel terbesar kelihatannya di Labuan Bajo dan semakin indah dengan fasilitas yang lengkap dan terletak sangat strategis langsung menghadap laut lepas. Rupanya Pemerintah tidak tanggung-tanggung memoles Labuan Bajo menjadi destinasi wisata andalan saat ini. Bukan hanya di-make up bahkan sudah di-make over sehingga penampilannya saat ini begitu amazing..!
Setelah berbagai persiapan dilaksanakan oleh Tim Sekretaris Perusahaan PTPN VIII, kami berangkat bersama-sama BoM PTPN VIII menggunakan Pesawat Citilink tanggal 11 Mei 2022. Alhamdulillah mendapatkan pesawat yang direct dari Jakarta ke Labuan Bajo. Penerbangan ditempuh kurang lebih dua jam dan Alhamdulillah lagi selama penerbangan tidak ada guncangan sedikitpun, kalaupun ada, itu guncangan dibahu saya untuk membangunkan tidur dari pramugari yang menawari saya minum atau souvenir-souvenir khas penerbangan. Sesampai di Labuan Bajo tepat pukul 13.00 kami menuju Hotel Meruorah setelah sebelumnya mampir dulu makan siang di salah satu restoran dekat Bandara yang menyajikan berbagai makanan laut yang segar-segar.
Sambil menunggu makanan disiapkan, BoM PTPN VIII melaksanakan VCon dengan pak Wadirut PTPN III Holding – Pak Denaldy untuk membicarakan rencana optimalisasi aset di PTPN VIII. Perlu para Eighters ketahui bahwa Rencana Optimalisasi asset yang cukup besar yang masuk dalam Iine project Holding adalah “Pengembangan Kawasan Kota Baru Eks TOD Walini” seluas 1.270 Ha di Kabupaten Bandung Barat dan “Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Subang” seluas 6.127 ha di Kabupaten Subang yang direncanakan terintegrasi dengan “Rebana Technopolis”.
Nah terkait dengan rencana optimalisasi aset yang cukup besar tersebut, Direktur Utama PTPN III Holding – Bapak Abdul Ghani selaku pemegang saham mayoritas PTPN VIII telah menerbitkan Keputusan untuk melakukan pengalihan tugas SEVP di PTPN VIII. Pak Dian Hadiana yang semula sebagai SEVP Operation 1 yang khusus menangani Komoditi Teh didapuk menjadi SEVP Manajemen Aset, sedangkan Pak Wispramono yang semula SEVP Operation 2 yang khusus menangani Komoditi Karet dan Sawit ditugaskan untuk menangani ketiga komoditi mulai dari Teh, Karet sekaligus Sawit. Tentunya penerbitan Keputusan tersebut didasari oleh pertimbangan matang terkait dengan rencana besar beliau untuk melakukan transformasi bisnis yang saat ini sedang gencar dilakukan di PTPN Group melalui pembentukan Sub Holding Palm Co, Sugar Co dan Supporting Co dimana PTPN 8 direncanakan masuk dalam Supporting Co.
Dalam arahan strategis yang disampaikan sebagai pengantar Rakor PTPN Group di Ballroom Hotel Meruorah Labuan Bajo, Pak Ghani memberikan apresiasi kepada seluruh BoM PTPN Group dan jajarannya atas kerja keras dan penuh komitmen sehingga kinerja tahun lalu sangat kinclong. Bayangkan dari rugi Rp 1,4 T di tahun 2020 diubah menjadi Untung Rp 4,6 T di tahun 2021. Itu pun sebenernya masih banyak tabungannya. Artinya banyak permasalahan masa lalu yang diselesaikan di tahun 2021 tersebut. Kinclongnya kinerja PTPN III Holding tersebut tidak semata-mata karena naiknya harga jual CPO tapi juga karena berbagai kebijakan strategis yang dijalankan di PTPN Group mulai dari operasional, finansial, SDM dan IT, Pemasaran sampai ke optimalisasi asset seluruh PTPN Group.
Selain itu disampaikan pula oleh beliau bahwa dalam penyusunan RJPP 2022 – 2026 PTPN Group perlu lagi di- “adjust” dengan kondisi yang berkembang belakangan ini. Sebagai contoh realisasi produksi CPO sebesar 3,1 Juta ton tahun 2021 lalu sebenernya adalah target RJPP sebelumnya yang ditargetkan tercapai pada tahun 2024. Meskipun demikian masih terbuka luas “area of improvement” untuk meningkatkan kinerja operasional PTPN Group. Variasi produktivitas Kelapa Sawit antar anak perusahaan masih cukup tinggi bahkan antar kebun di dalam satu PTPN pun masih tinggi. Oleh karena itu beliau menginisiasi program “learning by Suheng” atau Belajar dari Saudara tua untuk memangkas gap variasi produktivitas kelapa sawit tersebut secara radikal dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Bisa dimaklumi keresahan beliau karena gap produktivitas kelapa sawit ini cukup lebar. Ada satu anak perusahaan produktivitas kelapa sawitnya hanya 8 ton/ha/tahun disatu sisi sedang disisi lainnya ada yang sudah mencapai 25 ton/ha/tahun. Untuk Komoditi Gula misalnya, target swasembada gula di tahun 2024 juga perlu disiapkan mulai dari sekarang, salah satunya dengan mengintegrasikan seluruh pabrik gula PTPN Group dalam satu entitas yakni Sugar Co untuk meraih produksi sebesar 1,1 Juta ton gula tahun 2022, naik signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 700 Ribu ton. Agar supaya transformasi industri gula ini dapat juga dirasakan manfaatnya oleh petani tebu, salah satunya PTPN Group akan menjamin harga pembelian gula petani ditingkat keekonomiannya sehingga petani tidak perlu lagi takut bila harga gulanya jatuh. Bila harga gula lelang lebih tinggi petani diberi kebebasan untuk menjual ke pembelinya. Dalam benak saya program ini sangat mulia dan sejalan dengan maksud dan tujuan pendirian BUMN dimana salah satunya adalah membantu perekonomian masyarakat dan kestabilan harga pangan ditingkat konsumen. Sebenernya ini merupakan perwujudan pelaksanaan kegiatan bisnis yang berorientasi pada sosial dan lingkungan (Environment and Social Governance). Inshaa Allah kalau program ini sukses, saya yakin PTPN Group akan dinaungi oleh kebarokahan dari Allah SWT aamiin. Jangan sampai PTPN Group diterpa issue negatif terkait dengan lingkungan dan sosial sebagaimana banyak terjadi di perusahaan perkebunan dunia lainnya yang diterpa isu perbudakan.
Pak Komut Holding – Pak Zulkifli Zaini menyampaikan bahwa semua rencana-rencana yang disiapkan ini tidak ada artinya bila tanpa Eksekusi. Jadi menurut beliau kunci keberhasilan transformasi pertama adalah Eksekusi, kedua Eksekusi dan ketiga Eksekusi. Pak Rachman Ferry – Asdep Bidang Usaha Perkebunan dan Kehutanan menekankan agar Owes berubah menjadi Own, dari berhutang menjadi memiliki.
Selanjutnya dalam sesi arahan dari Wadirut Holding – Pak Denaldy, disampaikan pula oleh beliau bahwa saat ini posisi PTPN Group sebagai perusahaan perkebunan sudah hampir menyamai “the largest plantation corporation in the world” yakni Sime Darby dan Smart Plantation. Namun demikian masih terdapat beberapa key issue yang bila itu bisa dibenahi mimpi PTPN Group meraih predikat “the largest plantation corporation in the world” tak lama lagi akan segera terwujud, jauh meninggalkan Sime Darby maupun Smart Plantation. Saya ngga perlu menceritakan key issue itu disini ya.. Kita tunggu saja nanti.
Hampir semua Direksi Holding menyampaikan presentasinya yang isinya mendukung mimpi Pak Dirut Holding sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Pak Iswahyudi – Dirkeu menyiapkan dari sisi finansialnya; Pak Seger – Dir SDM Holding dari sisi ke-SDM-an dan penyiapan infrastuktur IT; Pak Mahmudi – Dir Prod dan Pengembangan Holding dari sisi operational excellence komoditi-komoditi utama Kelapa Sawit, Gula, Karet, Teh dan Kopi; Pak Dwi Utoro – Dirsar dari sisi pemasarannya; Pak Haslan – DirPel PTPN III menyampaikan lesson learn dari sisi keberhasilan operational excellence di PTPN III stand alone; Dan pak Doni – Dir Um dari sisi pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan aset di seluruh anak perusahaan PTPN Group.
Selanjutnya dari 2 konsultan yang diundang dalam rapat koordinasi tersebut yakni McKinsey dan BCG diperoleh pembelajaran yang sangat berharga untuk mempersiapkan perusahaan bilamana mau Go Public. Apa saja yang mesti disiapkan dan prasyarat-prasyarat yang mesti ada sebelum kita melakukan Go Public. Termasuk bagaimana kita meng”create” bisnis yang berorientasi lingkungan dan sosial, karena saat ini investor strategis sangat concern dengan bisnis yang berorientasi lingkungan dan sosial.
Jadi para Eighters…. yang saya ceritakan di atas adalah kegiatan seriusnya yakni meeting-nya. Setelah acara selesai dilanjutkan makan malam dan kegiatan jalan-jalan ngelihat komodo.
Suasana yang tadinya agak serius berubah menjadi kegembiraan karena acara makan malam yang dihibur oleh artis nasional “ Rossa” sangat ditunggu-tunggu terutama oleh Ibu-ibu. Bapak-bapak sebenarnya juga suka namun lebih banyak malu-malu atau takut he he he..
Suasana lebih mencair lagi saat makan malam hari kedua yang dilaksanakan di Pinishi sambil menikmati sunset di Pulau Kalong yang penuh kegembiraan, penuh suka cita dan penuh keakraban antar BoM PTPN Group. Apalagi saat perjalanan balik dari Pulau Kalong ke hotel diiringi oleh musik dan joget bersama para BoM PTPN Group yang tergabung dalam kelompok KIT Batang dan Nusakita. Jadi setelah meeting dilanjutkan dengan healing, memulihkan lagi energi yang terkuras selama setahun terakhir untuk re-start lagi meraih mimpi sebagai world class plantation leader…!
Perkembangan Kota Labuan Bajo dalam 3 tahun terakhir ini sangat pesat, saat saya mengajak anak-anak ke Labuan Bajo pada bulan Januari 2018 masih banyak infrastruktur yang belum standar, saat ini jalan-jalan sudah sangat mulus meskipun kecil namun nyaman. Sarana transportasi sudah cukup banyak juga meskipun masih mengandalkan carter bila mau keliling-keliling Kota Labuan Bajo.
Ada pesan dari Pak Dirut Holding ke saya untuk disampaikan kepada para Eighters…. Kita diminta oleh Pak Dirut untuk lebih kreatif dalam menjalankan tugas masing-masing jangan terpaku oleh aturan yang mengikat sangat ketat sehingga untuk bergerakpun susah. Selain itu juga keberanian untuk melakukan eksekusi harus ditumbuhkan di kalangan Eighters mulai dari pimpinan terendah sampai tertinggi di PTPN 8.
Akhirnya selamat bekerja. Ingat pesan pak Dirut Holding sekali lagi, jangan monoton. Kembangkan growth mindset tinggalkan fix mindset agar kita lebih kreatif dalam menjalankan tugas… Saatnya kita melaksanakan hasil dari Rakor PTPN Group di PTPN 8 tercinta agar PTPN 8 bisa segera mengejar ketertinggalannya dari para Saudaranya.
Jangan lupa, eksekusi, eksekusi dan eksekusi…. dan jangan pernah lelah berinovasi.
Awali hari kita selalu dengan doa. Semoga Allah selalu memberikan ridho dan barokahNya. Amiin YRA.
Wassalamualaikum wr wb
GA 453 Labuan Bajo – Jakarta
Didik Prasetyo
Leave a Reply