Seminar Suprarasional Inspirasi Pelatihan Manajer PTPN VIII
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Sebanyak 70 orang pimpinan puncak di lingkungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII mengikuti agenda Program Pelatihan Manajerial 2019 bagi BOD 1 di Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara VIII, Jl. Sindang Sirna No. 4 Bandung (22/04/2019). Terinspirasi oleh kajian pada buku best seller “Cara Berpikir Suprarasional” sekaligus kiprah penulisnya, pihak direksi mengundang Ridwan Hasan Saputra (RHS) sebagai narasumber dalam sesi workshop motivasi bagi para peserta program pelatihan manajerial tersebut.
Direktur Operasional PT Perkebunan Nusantara VIII, Jhoni Halintar, menuturkan bahwa pihaknya sangat intens mengikuti kiprah RHS dalam upayanya menyebarkan gagasan dan inspirasi cara berpikir suprarasional ke berbagai institusi di dalam negeri maupun di luar negeri. Sesi motivasi suprarasional ini diselenggarakan agar para peserta bisa menghidupkan hatinya sehingga dapat menjadi pribadi yang taat beribadah dan gemar berbuat kebaikan.
Lebih dari itu, ilmu suprarasional ini bisa diterapkan dalam sistem kelembagaan dan dapat memberikan dampak positif pada kualitas dan produktivitas kerja di PT Perkebunan Nusantara VIII. Kehadiran dan inspirasi dari RHS tentang cara berpikir suprarasional merupakan bagian penting dalam sejarah PT Perkebunan Nusantara VIII, khususnya dalam melakukan peningkatan kualitas tata kelola sumber daya manusia di PTPN VIII.
“Semoga Pak Ridwan sehat terus dan tetap bersemangat membangun negeri ini,” ungkap Jhoni Halintar.
RHS mengatakan bicara soal besar kecilnya rezeki, bicara soal ikhtiar untuk menyiapkan wadah rezeki. Jika wadah rezeki kecil, rezeki yang didapatkan pun akan kecil.
Sebaliknya, jika wadah rezeki besar, bisa berkelimpahan rezeki. “Persoalannya, apa yang harus dilakukan agar wadah rezeki bisa menampung rezeki yang banyak?” ujar RHS.
Ia menjelaskan bahwa semua orang yang berkiprah di suatu lembaga mesti memiliki kesadaran kolektif untuk menambah tabungan gaib (kebaikan). Upaya penambahan tabungan kebaikan bisa dilakukan dengan cara meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kepada Allah SWT dan berbuat kebajikan pada sesama.
“Jika semua SDM di suatu lembaga bersemangat untuk berbuat kebaikan, dari mulai puncak pimpinan tertinggi sampai staf, maka lembaga tersebut sedang menyiapkan wadah rezeki yang besar. Saat wadah rezekinya besar, lembaga bisa mendapatkan rezeki yang besar, baik dari jalan yang terduga maupun jalan yang tak diduga-duga,” ujar Tokoh Perubahan Republika 2013 ini.
Darmawan Dwi Putranto mengakui bahwa materi yang disajikan narasumber sangat membuka mata batinnya. Beliau menjelaskan bahwa hasil kerja kerap tak sesuai harapan karena kita terlalu berfokus pada usaha keras tanpa ikhtiar perbaikan jiwa.
Ketua Serikat Pekerja Perkebunan PT Perkebunan Nusantara VIII ini membutuhkan keseimbangan antara kebutuhan raga dan kebutuhan jiwa. Tantangannya adalah bagaimana bisa konsisten melakukan amal kebaikan yang bisa memperbanyak tabungan gaib (kebaikan).
“Karena jika tabungan kebaikan kita banyak, kita akan mendapatkan rezeki yang banyak pula dan masalah hidup kita banyak yang bisa diselesaikan dengan baik,” ujar Darmawan.
Senada dengan hal tersebut, Triana mengamini bahwa ilmu suprarasional yang disampaikan narasumber itu nyata dan sering dialami dalam kehidupannya. “Semua materi yang diungkapkan narasumber menarik semua,” tutur Manajer Kebun Pengajar di area Bandung Barat ini.
“Saat di hati tebersit suatu keinginan, tiba-tiba hal itu bisa terwujud. Allah itu Maha Baik. Dalam beberapa hal, saya sering mengalami kejadian bahwa apa yang dipikirkan dan diusahakan dalam menjalankan kinerja ternyata sejalan dengan apa yang diinginkan pihak direksi,” ujar Triana dengan penuh antusias.
Di luar suksesnya penyelenggaraan acara, kegiatan pelatihan ini memiliki sisi unik dan menarik dalam mekanisme mengundang RHS sebagai narasumber. RHS berkenan hadir dan diundang mengisi sesi seminar cara berpikir suprarasional ke berbagai institusi dengan beberapa persyaratan, di antaranya narasumber tidak dibayar; narasumber tidak dijemput; tidak ada penggantian biaya transportasi untuk narasumber; tidak ada fee untuk Klinik Pendidikan MIPA (Lembaga yang didirikan RHS); dan terakhir jika RHS sebagai narasumber bersedia hadir.
Leave a Reply