BUMN Perkebunan Didorong Sejahterkan Karyawan
BANDUNG,(PR) Sejumlah perusahaan perkebunan milik Negara, yaitu PT Perkebunan Nuasantara didorong melakukan banyak inovasi usaha. Ini merupakan upaya agar sejumlah PTPN mampu kembali untung sehingga mampu memberikan deviden bagi Negara sekaligus menyejahterakan para karyawan
Langkah tersebut dirintis oleh Holding Badan Usaha Milik Negara(BUMN) PT Perkebunan Nusantara III (persero) dengan menunjuk anak perusahaannnya, yaitu PT Perkebunan Nusantara VIII, yang bersama PTPN II, PTPN VII, dan PTPN XII, sebagai pilot project pelaksana pemanfaatan lahan. Peresmian pilot project pemanfaat lahan itu ditandai dengan dilakukannya penanaman alpukat berorientasi pasar ekspor, diPTPN VIII Kebun panglejar, kecamatan cikalong wetan, kabupaten bandung barat,senin (15/04/2019).
Hadir pada kegiatan itu, menteri BUMN Rini Soemarno, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan, Direktur Utama PTPN VIII Wahyu, para direksi PTPN II, PTPN V. PTPN VII, dan PTPN XII, Dapenbun, KPBN, dll.
“kegiatan inimerupakan wujud nyata dari komitmen kami Holding Perkebunan Nusantara dalam meningkatkan ekonomi ekonomi karyawan. Anak perusahaan kami, PTPN VIII akan terus mengoptimalkan potensi lahannya sehingga diharapkan karyawan kelak akan memperoleh tambahan pendapatan selanjytnya meningkatkan taraf ekonomi karyawan” ujar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Dolly P Pulungan.
Menteri BUMN Rini Soemaero, bersama Direktur Utama PTPN VIII Wahyu, Direktur Utama PTPN III selaku Holding, Dolly P pulungan, melakukan penanaman perdana tanaman alpukat unggulan varietas Hass di PTPN VIII Kebun Pangleja, Kecamatan Cikalong wetan. Perkebunan Pangejar menjadi salah satu lokasi pengembangan usaha pembudidayaan tanaman alpukat, baik yang berorientasi ekspor ( varietas hass) maupun domestik (sejumlah varietas local, misalnya Miki, Hana, dan Kendil)
Hak Pakai
Pada kesempatan tersebut, Menteri BUMN juga sekaligus mersmikan kegiatan Peningkatan Ekonomi Karyawan PTPN VIII , sekaligus di mana kalangan karyawan PTPN VIII diberi peluang usaha melalui pemanfaatan berupa hak pakai sejumlah areal yang ditentukan pada sejumlah unit perkebunan. Sejumlah karyawan yang dinillai sudah memenuhi persyaratan memperoleh hak pakai lahan masing-masing seluas 1.000 meter persegi, pada sejumlah areal perkebunan yang sudah ditentukan
Soal pembudidayaan alpukat tersebut, Rini Soermano menilai sebagai salah satu peluang bisnis yang sangat potensial. Komoditas alpukat diketahui memiliki pasar yang bagus, dimana Indonesia sebenarnya berpeluang mampu mengisi pasar ekspor dan domestik, agar dapat mengurangi impor komoditas alpukat misalnya dari Australia.
Rini dan Dolly senada menyebutkan bahwa PTPN VIII pun ditargetkan dapat membayar santunan hari tua (SHT) alias pesangon terutang bagi sejumlah karyawan nya. Jumlah besaran SHT untuk dibayarkan itu totalnya Rp 1,2 triliun yang harus selesai tahun 2019 ini.
Soal pembudidayaan alpukat tersebut, menurut Direktur Utama PTPN VIII Wahyu mengatakan, pangsa pasar alpukat hass memang tinggi, saat ini harganya sekitar Rp 218.000/kg.
Apalagi, peminat alpukat di Indonesia maupun di dunia sangat tinggi, yang umumnya diminati golongan menengah ke atas.
Soal hak pakai lahan 1.000 meter persegi, disebutkan, diantaranya juga digunakan melalui pembudidayaan tanaman alpukat.
Skema kerja samanya secara komunal, melalui kerja sama dengan salah satu mitra yaitu Koperasi Karyawan Perkebunan. Ini merupakan upaya mewadahi karyawan perkebunan untuk dapat melalukan pengelolaan bersama-sama dan professional, dengan pola kerja sama usaha dengan perbankan berupa dana kemitraan dari tiga tahun pertama dan KUR investasi selanjutnya.
Leave a Reply