FSPBUN GELAR LOKAKARYA NASIONAL TRANSFORMASI BUMN PERKEBUNAN
Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) melaksanakan lokakarya nasional bertema, “Transformasi BUMN Perkebunan” dengan sub tema, “Mau Dibawa Kemana BUMN Perkebunan?” pada hari kamis (21/2). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Grand Sahid Jaya – Jakarta Pusat.
Sejumlah tokoh penting menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut seperti Menteri BUMN, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Akademisi dari Fakultas Pertanian UGM, Tokoh Perkebunan dan Pakar Hukum. Selain itu telah terkonfirmasi sebagai panelis adalah Bambang Widjojanto (Mantan Wakil Ketua KPK), Joefly J. Bahroeny (dari Praktisi Perkebunan) dan H. N. Serta Ginting (Aktivis yang juga mantan Ketua Umum FSPBUN). Sedangkan bertindak sebagai moderator adalah Rosiana Magdalena Silalahi.
Tujuan Lokakarya Nasional tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai permasalahan, penyebab dan alternatif-alternatif penyelesaian dari permasalahan yang dihadapi oleh BUMN Perkebunan. Selain itu untuk menampung saran dan masukan dari narasumber dan peserta guna merumuskan langkah-langkah mengatasi permasalahan tersebut.
Ketua Umum FSPBUN, Tuhu Bangun menambahkan bahwa Lokakarya juga dimaksudkan untuk menumbuhkan komitmen dari pihak-pihak yang terkait dengan pengambilan keputusan terhadap arah strategis BUMN Perkebunan. “Melalui lokakarya nasional ini kami ingin menumbuhkan komitmen dari pihak-pihak terkait untuk memberikan dukungan dan kontribusi dalam mengatasi permasalahan BUMN Perkebunan. Kami juga ingin mendapatkan gambaran arah kebijakan, strategi dan kepastian hukum dari Pemerintah untuk keberlangsungan BUMN Perkebunan guna meningkatkan daya saingnya”, katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jendral FSPBUN, Betta R. Sigit Prakoeswa menekankan ada 3 hal penting yang akan menjadi fokus dari pembahasan lokakarya. “Yang pertama, adalah mengenai arah strategi dan kebijakan terhadap Perkebunan Nusantara selaku Holding BUMN Perkebunan sejak tahun 2014 melalui PP No.72 tahun 2014 agar dapat lebih ‘adaptif’ terhadap perubahan yang terjadi pasar global yang sangat dinamis. Kedua, berkaitan dengan aspek legalitas dan permasalahan lahan yang merupakan aset vital dari BUMN Perkebunan. Di mana selama ini pengurusan aspek legalitas lahan PTPN terkesan membutuhkan waktu yang lama dalam pengurusannya, termasuk penanganan dari banyaknya permasalahan sengketa lahan yang muncul. Ketiga, terkait dengan pengamanan aset dan hasil produksi dari BUMN Perkebunan yang selama ini masih banya gangguan dan membutuhkan dukungan dari aparat keamanan, dalam hal ini Polri”.
Betta juga menambahkan bahwa Lokakarya ini merupakan sumbangsih pemikiran dari insan-insan BUMN Perkebunan yang tergabung dalam FSPBUN untuk mempertahankan eksistensi dan memajukan perusahaan tempat karyawan mencari nafkah, sekaligus agar BUMN Perkebunan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi bangsa dan negara.
Jumlah peserta yang menghadiri kegiatan tersebut sekitar 1.200 orang, peserta berasal dari Unsur Pengurus Harian dan Pleno FSPBUN, Perwakilan seluruh SPBUN yang bernaung di bawah FSPBUN, Perwakilan Serikat Pekerja di luar FSPBUN yang masih terkait dengan perkebunan. Selain itu, lokakarya juga akan dihadiri oleh Direksi, Komisaris, Kepala Divisi/Kepala Bagian terkait dari PTPN I s.d. PTPN IV, PT RNI, Dapenbun, Anak Perusahaan dan Lembaga di lingkungan BUMN Perkebunan. Perwakilan Generasi Milenial PTPN juga turut menghadiri acara dimaksud. Kegiatan Lokakarya selain diisi dengan ceramah oleh Keynote Speaker, pemaparan narasumber dan diskusi panel, juga akan dimeriahkan dengan aksi theatrikal oleh karyawan dari PTPN VIII Jawa Barat.
Leave a Reply